Rajin pangkal kaya
Malas pangkal miskin
Sejak duduk di bangku TK (taman kanak-kanak) kita telah diajari 2 kalimat di atas. Kalu tidak salah itu namanya pantun :D.
mmmm... kliatane ada yang salah dengan pantun di atas.Harusnya pantun itu berbunyi begini:
Tapi gak papa lah, kita tetep fokus pada pantun pertama tadi.. :$ :$ :$ :$
Siapa sih yang tidak ingin kaya ? dan siapa pula yang mau miskin ?. Bagi umumnya manusia (emang ada manusia yang tidak umum ? :k ) dua keadaan tersebut merupakan keniscayaan, yang mana kita pasti memilih untuk jadi kaya dan tidak miskin (aku juga pengen ;-) ).
Namun masalahnya, sesuai pantun di atas, untuk jadi kaya kita harus rajin, kalau kita malas-malasan kita bakal jadi miskin. Padahal sifat rajin itu sulit dilakukan sedangkan sifat malas sangat mudah dilakukan.
Diantara sifat rajin itu seperti berikut:
1. Kalau masih sekolah, kita mesti giat belajar, selalu mengerjakan PR, dll.
2. Bangun pagi, mandi, sarapan, dll.
3. Kalau kita sudah bekerja, kita mesti datang on time, semangat dalam bekerja, dll.
4. Kalau kita religius, kita mesti sholat tepat waktu (dan berjamaah), khususnya sholat subuh, tidak tidur setelah sholat subuh, tidak tidur setelah sholat asar, tidak tidur setelah sholat maghrib, membiasakan sholat tahajud di malam hari, dll
Sedangkan contoh sifat malas adalah lawanya sifat rajin, yakni memperturutkan hawa nafsu (nafsu malas maksudnya :D), ogah-ogahan, pengenya tidur melulu, tinggal perintah, semua ingin tersedia, ibaratnya mau makan tinggal mengunyah, enak khan ??
Sebentar, jangan bilang enak dulu. Kalau kita cermati sifat-sifat orang malas itu persis seperti sifat orang sakit parah/kronis, bener tidak ??
Berarti disaat kita malas sama halnya kita sedang sakit parah. Kalau kita merasa sehat-sehat saja namun masih malas, berarti yang sehat itu cuma jasmani kita saja, sedang ruhani kita sedang sakit parah.
Kalau sudah sakit parah, berarti tinggal hitung hari... mati/miskin !!!
Hayoo... siapa yang masih malas ????
Di bangku pojok belakang ada yang protes;
Walah.. pertanyaannya kok sulit amat. Gen itu apa, saya juga tidak tahu-menahu. Wong saya itu bukan guru/ahli biologi. Saya cuma guru TPA. :D (tapi sekarang sudah lengser :p )
Berarti sifat malas kamu itu adalah takdir !
Sebentar saya jelaskan, berhubung saya ini tidak paham masalah gen, Dan gen malas itu bisa diwariskan atau tidak ke anak cucu, saya juga belum paham, maka saya menganggap bahwa hal itu bisa (dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terburuk dan mengenaskan).
Dan jika itu benar bisa diwariskan, maka itu adalah takdir dari Yang Maha Kuasa, dok dok dok.. (kayak di pengadilan aja.. :D )
Begini, karena dalam hal ini kita menyentuh ranah takdir, yang mana hal tersebut adalah wewenang mutlak Yang Maha Kuasa, maka solusinya pun juga harus dari Yang Maha Kuasa.
Menurut pengetahuan saya, takdir itu ada yang bisa dirubah dan ada yang tidak bisa dirubah. (lihat sini)
Dan gen malas ini, jika benar hasil keturunan, maka termasuk takdir yang bisa dirubah. Kenapa ??
Karena banyak sekali ayat-ayat atau hadits-hadits yang melarang kita untuk bersifat malas.
" Bagaimana cara mengubahnya, supaya saya tidak malas ?? "
artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan hati dan kesedihan,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang.
(dari Abu Umamah r.a. doa yang disarankan, HR Abu Dawud)
Bacalah tiap setalah mengerjakan sholat 5 (lima) waktu, atau jadikan doa ini sebagai dzikir.
atau dengan doa ini:
mmmm... kliatane ada yang salah dengan pantun di atas.Harusnya pantun itu berbunyi begini:
Rajin pangkal pandai
Hemat pangkal kaya
Tapi gak papa lah, kita tetep fokus pada pantun pertama tadi.. :$ :$ :$ :$
Siapa sih yang tidak ingin kaya ? dan siapa pula yang mau miskin ?. Bagi umumnya manusia (emang ada manusia yang tidak umum ? :k ) dua keadaan tersebut merupakan keniscayaan, yang mana kita pasti memilih untuk jadi kaya dan tidak miskin (aku juga pengen ;-) ).
Namun masalahnya, sesuai pantun di atas, untuk jadi kaya kita harus rajin, kalau kita malas-malasan kita bakal jadi miskin. Padahal sifat rajin itu sulit dilakukan sedangkan sifat malas sangat mudah dilakukan.
Diantara sifat rajin itu seperti berikut:
1. Kalau masih sekolah, kita mesti giat belajar, selalu mengerjakan PR, dll.
2. Bangun pagi, mandi, sarapan, dll.
3. Kalau kita sudah bekerja, kita mesti datang on time, semangat dalam bekerja, dll.
4. Kalau kita religius, kita mesti sholat tepat waktu (dan berjamaah), khususnya sholat subuh, tidak tidur setelah sholat subuh, tidak tidur setelah sholat asar, tidak tidur setelah sholat maghrib, membiasakan sholat tahajud di malam hari, dll
Sedangkan contoh sifat malas adalah lawanya sifat rajin, yakni memperturutkan hawa nafsu (nafsu malas maksudnya :D), ogah-ogahan, pengenya tidur melulu, tinggal perintah, semua ingin tersedia, ibaratnya mau makan tinggal mengunyah, enak khan ??
Sebentar, jangan bilang enak dulu. Kalau kita cermati sifat-sifat orang malas itu persis seperti sifat orang sakit parah/kronis, bener tidak ??
Berarti disaat kita malas sama halnya kita sedang sakit parah. Kalau kita merasa sehat-sehat saja namun masih malas, berarti yang sehat itu cuma jasmani kita saja, sedang ruhani kita sedang sakit parah.
Kalau sudah sakit parah, berarti tinggal hitung hari... mati/miskin !!!
Hayoo... siapa yang masih malas ????
Di bangku pojok belakang ada yang protes;
" Pak guru saya sebenarnya tidak ingin malas, tapi apa daya sifat malas ini bawaan dari orang tua saya yang diwariskan secara turun-temurun dari leluhur kami. Sehingga dalam tubuh saya sudah ada gen pemalas warisan leluhur, bagaimana ini Pak ??"
Walah.. pertanyaannya kok sulit amat. Gen itu apa, saya juga tidak tahu-menahu. Wong saya itu bukan guru/ahli biologi. Saya cuma guru TPA. :D (tapi sekarang sudah lengser :p )
Berarti sifat malas kamu itu adalah takdir !
" Lho ????? "
Sebentar saya jelaskan, berhubung saya ini tidak paham masalah gen, Dan gen malas itu bisa diwariskan atau tidak ke anak cucu, saya juga belum paham, maka saya menganggap bahwa hal itu bisa (dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terburuk dan mengenaskan).
Dan jika itu benar bisa diwariskan, maka itu adalah takdir dari Yang Maha Kuasa, dok dok dok.. (kayak di pengadilan aja.. :D )
" Lantas solusinya bagaimana ? "
Begini, karena dalam hal ini kita menyentuh ranah takdir, yang mana hal tersebut adalah wewenang mutlak Yang Maha Kuasa, maka solusinya pun juga harus dari Yang Maha Kuasa.
" Gimana tho, kok makin mbulet, bikin tambah bingung ???? "
Menurut pengetahuan saya, takdir itu ada yang bisa dirubah dan ada yang tidak bisa dirubah. (lihat sini)
Dan gen malas ini, jika benar hasil keturunan, maka termasuk takdir yang bisa dirubah. Kenapa ??
Karena banyak sekali ayat-ayat atau hadits-hadits yang melarang kita untuk bersifat malas.
" Bagaimana cara mengubahnya, supaya saya tidak malas ?? "
1. Dengan doa yang terus-menerus (istiqomah), doanya sebagai berikut:
أللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن
وأعوذ بك من العجز والكسل
وأعوذ بك من الجبن والبخل
وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال
Allaahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazan,
wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasal,
wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhul,
wa a’uudzu bika min ghalabatid daini wa qahril rijaal.
artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan hati dan kesedihan,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang.
(dari Abu Umamah r.a. doa yang disarankan, HR Abu Dawud)
Bacalah tiap setalah mengerjakan sholat 5 (lima) waktu, atau jadikan doa ini sebagai dzikir.
atau dengan doa ini:
(versi Imam Bukhari)
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي
قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Mu’tamir berkata aku mendengar bapakku berkata eku mendengar Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdo’a:
“ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU
BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WAL JUBNI WAL HAROMI WA A’UUDZU BIKA MIN
FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL QOBRI”
(HR. BUKHARI – 2611)
artinya:
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, malas, pengecut dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa qubur”.
(ini versi Imam Termidzi)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو يَقُولُ :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ
وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَفِتْنَةِ الْمَسِيحِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو يَقُولُ :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ
وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَفِتْنَةِ الْمَسِيحِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far dari Humaid dari Anas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa dengan mengatakan:
“ALLAAHUMMA
INNII A’UUDZU BIKA MINAL KASALI WAL HARAMI WAL JUBNI WAL BUKHLI WA
FITNATIL HASIIHI WA ‘ADZAABIL QABRI"
(HR. TIRMIDZI – 3407)
artinya:
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan, pikun, sikap penakut, dan kikir, serta fitnah Al Masih (Dajjal) dan dari adzab kubur.
Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih.
2. Biasakan mandi grujukan (membasahi kepala, boleh pakai air hangat) sebelum terbit matahari di pagi hari
- alternatif ke 2, lakukan mandi sebelum sholat subuh
- kalau masih malas, alternatif ke 3, lakukan mandi sekitar jam 5.00 pagi (asalkan sebelum terbit matahari)
- kalau masih malas juga, alternatif ke 4, lakukan mandi sebelum berangkat sekolah/berangkat ke kantor/bekerja. Saya yakin tidak ada di antara kalian yang berangkat sekolah / berangkat kerja tanpa mandi terlebih dahulu :p . (tapi jika Anda melakukan alternatif ke 4 ini, efek yang Anda rasakan hampir tidak ada, namun masih mendingan daripada Anda tidak mandi sama sekali ;) ).
Sebagai tambahan, mandi grujukan sebelum matahari terbit dapat pula membuat kita awet muda. Boleh mandi tersebut menggunakan air hangat, tapi lebih afdhol dengan air dingin. penjelasan lebih lanjut akan saya bahas dalam posting selanjutnya, insyaAlloh.
" Ok, mungkin untuk urusan mandi bisa saya usahakan, tapi untuk urusan doa atau dzikir saya masih merasa kesulitan. Sholat saja saya bolong-bolong. Trus gimana ini ? "
Jika memang kondisi Anda seperti itu, berarti Anda dalam pengaruh makhluk ghoib / jin :# :# . Saya serius, dan tidak ada cara lain, selain Anda harus diruqyah. Ruqyah sudah tidak asing lagi di jaman sekarang. Segera datang ke klinik-klinik ruqyah di daerah Anda !.
Awas ! jangan salah pilih, pilih ruqyah yang syar'iyyah, yakni yang berdasarkan syari'at Islam. Cirinya, para peruqyah menjalankan sunnah Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari. Juga menjalankan sunnah dalam berbusana, dalam penampilan, dll. Dan pelaku ruqyah syar'iyyah tidak memakai atau menggunakan jimat dan barang-barang bertuah lainnya.
Ada lagi yang ditanyakan ? (dengan mimik serius :# )
.................. (diam, sepi, lengang... takut kali ya ?? :D )
(selesai).
__________________________
Selesai ditulis tanggal 27 September 2011
0 komentar:
Posting Komentar
Saudaraku, mari kita per-erat tali silaturrahmi dengan menuliskan komentar terbaikmu di sini..