“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.”
Latest Post
Mari Murnikan Yang Kita Makan
Written By Unknown on Jumat, 24 Agustus 2012 | 2:23 PM
“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.”
Sholat Sambil Gendong Anak
Written By Unknown on Sabtu, 04 Agustus 2012 | 11:22 AM
Apakah kita boleh shalat sambil menggendong anak?
Jawab:
Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rh. menjawab,
“Shalat wanita sambil
menggendong anaknya tidak apa-
apa bila anaknya dalam keadaan suci dan memang butuh digendong
karena mungkin anaknya menangis
dan bisa menyibukkan kita apabila
tidak menggendongnya.
Telah pasti kabar yang datang dari
Nabi saw yang menyebutkan beliau
pernah shalat sambil menggendong
cucu beliau Umamah bintu Zainab
bintu Rasulullah saw.
Ketika itu Rasulullah saw shalat mengimami orang-orang dalam keadaan Umamah dalam gendongan beliau. Bila berdiri, beliau menggendong Umamah dan di saat sujud beliau meletakkannya.
Apabila kita melakukan hal tersebut maka tidak apa-apa, tetapi yang lebih utama tidak melakukannya melainkan jika ada kebutuhan.”
(Nurun ‘alad Darb, hlm. 17)
Islam Tentang Mencari Nafkah Keluarga
Allah SWT berfirman menyebutkan
kewajiban suami ini:
“Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang ma’ruf.”
(Al-Baqarah: 233)
Ketika Mu’awiyah bin Haidah ra.
bertanya kepada Rasulullah r:
“Wahai Rasulullah, apa hak istri salah seorang dari kami terhadap
suaminya?”
Beliau menjawab:
“Engkau beri makan istrimu bila
engkau makan, dan engkau beri
pakaian bila engkau berpakaian.
Jangan engkau pukul wajahnya,
jangan engkau jelekkan dan jangan
engkau boikot kecuali di dalam
rumah.”
(HR. Abu Dawud no.1830
dan Ibnu Majah no. 1840.
Dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil
dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/202)
“Apabila seorang muslim memberi
nafkah kepada keluarganya dan dia
mengharapkan pahala dengannya
maka nafkah tadi teranggap sebagai
sedekahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 55,
4006, 5351 dan Muslim no. 1002)
Rasulullah saw ketika haji Wada’
berkhutbah di hadapan manusia.
Setelah memuji dan menyanjung
Allah, beliau memberi peringatan
dan nasehat. Kemudian beliau bersabda:
“Ketahuilah, berpesanlah tentang
kebaikan terhadap para wanita (para
istri) karena mereka hanyalah
tawanan di sisi (di tangan) kalian,
kalian tidak menguasai dari mereka
sedikitpun kecuali hanya itu,
terkecuali bila mereka melakukan
perbuatan keji yang nyata.
Maka bila mereka melakukan hal itu, boikotlah mereka di tempat tidurnyadan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas.
Namun bila mereka menaati kalian, tidak ada jalan bagi kalian untuk menyakiti mereka.
Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian.
Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang kalian benci untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengijinkan orang yang kalian benci untuk masuk ke rumah kalian.
Sedangkan hak mereka terhadap
kalian adalah kalian berbuat baik
terhadap mereka dalam hal pakaian
dan makanan mereka.”
(HR. Tirmidzi no. 1173 dan Ibnu Majah no. 1841, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil no. 2030)
Sampaipun satu suapan yang
diberikan seorang suami kepada
istrinya, teranggap sebagai amalan
sedekah sang suami.
Demikian disabdakan Nabi saw kepada shahabat beliau, Sa’ad bin Abi Waqqash ra.:
“Dan apa pun yang engkau
nafkahkan maka itu teranggap
sebagai sedekah bagimu sampaipun
suapan yang engkau berikan ke
mulut istrimu.”
(HR. Al-Bukhari no.5354 dan Muslim no. 1628)
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
“Tidaklah engkau menafkahkan satu
nafkah yang dengannya engkau
mengharap wajah Allah kecuali
engkau akan diberi pahala
dengannya sampaipun satu suapan
yang engkau berikan ke mulut
istrimu.”
Al-Muhallab berkata:
“Nafkah untuk keluarga hukumnya wajib dengan ijma’ (kesepakatan ulama). Adapun penetap syariat (yakni Allah –red) menamakannya dengan sedekah hanyalah dikarenakan kekhawatiran adanya sangkaan bahwa mereka tidak akan diberi pahala atas kewajiban yang mereka tunaikan.
Mereka telah mengetahui pahala
sedekah, maka Penetap syariat
mengenalkan kepada mereka bahwa nafkah/infak yang mereka keluarkan (untuk keluarga) adalah sedekah mereka sehingga mereka tidak mengeluarkan sedekah itu kepada selain keluarga, kecuali setelah mereka mencukupi keluarga mereka.
Dan penamaan infak ini dengan
sedekah adalah dalam rangka
mendorong mereka agar
mendahulukan sedekah yang wajib
(yaitu memberi nafkah kepada
keluarga) daripada sedekah yang
sunnah.”
(Fathul Bari, 9/600)
Namun tentunya nafkah itu barulah
bernilai sedekah bila dibarengi
dengan niat karena Allah sebagaimana ditunjukkan dalam
hadits Sa’ad di atas.
Al-Imam An-Nawawi rh berkata ketika menerangkan hadits Abu Mas’ud Al-Anshari ra.:
“Hadits ini menerangkan
bahwa yang dimaukan dengan
sedekah dan nafkah secara mutlak
dalam hadits-hadits yang ada adalah
bila orang yang mengeluarkannya itu ihtisab, maknanya ia menginginkan wajah Allah dengan nafkah tersebut.
Sehingga bila seseorang memberikan nafkah dalam keadaan
lupa atau kacau pikirannya, tidaklah
ia mendapatkan nilai sedekah seperti yang dinyatakan dalam hadits ini, namun yang masuk dalam hadits ini hanyalah bila seseorang itu muhtasib (mengharapkan pahala), ia ingat kewajibannya untuk memberikan infak kepada istri, anak-anaknya, budaknya dan orang-orang
yang wajib ia nafkahi selain
mereka…”
(Syarah Shahih Muslim, 7/88-89)
Beliau juga berkata ketika mensyarah (menjelaskan) hadits Sa’ad ra.:
“Hadits ini menunjukkan disenanginya memberi infak dalam berbagai perkara kebaikan, dan menunjukkan bahwa amalan itu tergantung niatnya, sehingga seseorang itu hanyalah diberi pahala atas amalnya dengan niatnya.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa memberi infak kepada keluarga akan diberi pahala bila mengharapkan wajah Allah SAW.
Sebagaimana pula dalam hadits ini
ditunjukkan bahwa perkara mubah
bila diniatkan untuk mengharap
wajah Allah SAW akan menjadi amalan ketaatan dan diberi pahala
karenanya.
Nabi saw memberi peringatan tentang hal ini dengan sabda beliau:
“Sampaipun satu suapan yang
engkau berikan ke mulut istrimu,”
sementara istri termasuk bagian
dunia yang paling khusus bagi
seorang laki-laki, tempat
pelampiasan syahwatnya dan
tempat kelezatannya yang mubah.
Biasanya menyuapi istri hanya terjadi ketika sedang bercengkerama, berlemah lembut dan bercumbu dengan sesuatu yang mubah. Bila dipikir, keadaan seperti ini tentunya sangat jauh dari ketaatan dan perkara-perkara akhirat.
Namun bersamaan dengan itu, Nabi saw mengabarkan bila si suami
memaksudkan suapan tersebut
dalam rangka mengharap wajah
Allah SWT maka ia akan memperoleh pahala dengan perbuatan tersebut.
Wallohu a'lam
(asysyariah.com)
Doa Memohonkan Ampun Orang Tua
Written By Unknown on Jumat, 03 Agustus 2012 | 11:07 PM
Alhamdulillah abis baca Doa Memohonkan Ampun Orang Tua nih - baca disini ya http://goo.gl/gNO1F
Kembali..
Written By Unknown on Sabtu, 28 Juli 2012 | 7:12 AM
Selamat datang kawan, aku hadir bersama Ramadhan.
Marhaban Ya Ramadan.. 1433 H.
-----------------
Melengkapi kebahagiaanku bulan ini, aku share foto putri pertama dan tercintaku yang baru lahir tanggal 7 Juli 2012 kemaren. Alhamdulillah..
Afifa Imroatush Sholiha
Sabtu, 7 Juli 2012 / 19 Sya'ban 1433 H
Menjaga Mulut
Written By Unknown on Jumat, 13 April 2012 | 12:11 AM
Man Kaana yu`minu billaahi wal yaumil aakhir, fal yaqul khoiron au liyashmut..
"Barang siapa yang beriman pada Alloh dan beriman pada hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau (kalau tidak) diamlah (saja).." (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Huroiroh ra.)
Sungguh peran lisan amat sangat penting, bahkan dari wasiat (hadits) Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam yang lain menunjukkan bahwa dengan lisan seorang akan mendapat derajat yang tinggi dan karunia yang agung di sisi Alloh, namun dengan lisan pula manusia dapat jatuh tersungkur ke dalam jurang kehinaan.
Berikut pesan beliau:
Innal 'abda liyatakallamu bilkalimati mir ridwaanillahi laa yulqii laha baalan, yarfa'ulloohu bihaa darojaatin, wa innal 'abda bilkalimati min sakhotillahi laa yulqii laha baalan yahwii bihaa fii jahannam..
"Sesungguhnya apabila seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang diridhoi Alloh (meskipun) dia (hamba) tidak begitu memperhatikan ucapannya tadi, maka dengan sebab ucapannya tadi Alloh mengangkat derajatnya, dan apabila seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai Alloh (meskipun) dia (hamba) tidak begitu memperhatikan ucapannya, maka dengan sebab ucapannya tadi Alloh melemparkan-nya (hamba) ke dalam neraka jahannam." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim).
Subhanalloh, begitu dahsyat efek dari perkataan yang keluar lewat lisan kita. Marilah sobat mula sekarang kita benar-benar berhati-hati dalam bertutur kata. Kita ingat lagi nasihat beliau Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam :
"Siapa yang diam, (niscaya akan) selamat.."
Murottal Syaikh Abu Bakar Asy-Syathiri
Written By Unknown on Minggu, 01 April 2012 | 6:33 AM
"..Usai berganti pakaian kurebahkan diriku di atas kasur. Oh, langkah nikmatnya.. Ini saatnya istirahat. Kunyalakan tape kecil di samping tempat tidur. Enaknya adalah memutar murattal Syaikh Abu Bakar Asy-Syathiri. Suaranya yang sangat lembut dan indah penuh penghayatan dalam membaca Al-Qur’an sering membawa terbang imajinasiku ke tempat-tempat sejuk. Ke sebuah danau bening di tengah hutan yang penuh buah-buahan. Kadang ke suasana senja yang indah di tepi pantai Ageeba, pantai laut Mediterania yang menakjubkan di Mersa Mathruh. Bahkan bisa membawaku ke dunia lain, dunia indah di dalam laut dengan ikan-ikan hias dan bebatuan yang seperti permata-permata di surga. Dalam keadaan lelah selalu saja suara Syaikh Abu Bakar Asy-Syathiri menjadi musik pengantar tidur yang paling nikmat. Meski terkadang aku harus terlebih dahulu meneteskan air mata, kala mendengar Syaikh Syathiri sesenggukan menangis dalam bacaannya. Kunyalakan murattal Syaikh Syathiri. Suaranya yang indah langsung mengelus-elus syaraf-syarafku.."(Novel Ayat-Ayat Cinta hal 39)
... :) Penampakan saya yang cuma hafal juz 30, saya sandingkan dengan beliau yang hafidz yang hafal 30 juz al Quran. hmmm... kelihatan cocok.. :) ... |
Deskripsi file mp3:
Bit rate: 32kbs, 22Hz,
Qori' / Pembaca: القارئ شيخ أبو بكر الشاطري
Nama Surat al
Quran
|
Size
|
Format MP3
|
Size
|
Format RM
|
001. Al Fatihah
|
246,83 KB
|
167,95 KB
|
||
002. Al Baqarah
|
27,02 MB
|
17,85 MB
|
||
003. Ali Imran
|
15,98 MB
|
10,58 MB
|
||
004. An Nisa'
|
16,75 MB
|
11,07 MB
|
||
005. Al Ma'idah
|
12,83 MB
|
8,48 MB
|
||
006. Al An'am
|
13,36 MB
|
8,83 MB
|
||
007. Al A'raf
|
15,46 MB
|
10,21 MB
|
||
008. Al Anfaal
|
5,79 MB
|
3,82 MB
|
||
009. At Taubah
|
11,68 MB
|
7,72 MB
|
||
010. Yunus
|
8,69 MB
|
5,74 MB
|
||
011. Huud
|
9,18 MB
|
6,07 MB
|
||
012. Yusuf
|
8,71 MB
|
5,76 MB
|
||
013. Ar Ra'd
|
3,76 MB
|
2,48 MB
|
||
014. Ibrahim
|
4,00 MB
|
2,64 MB
|
||
015. Al Hijr
|
3,50 MB
|
2,31 MB
|
||
016. An Nahl
|
8,07 MB
|
5,33 MB
|
||
017. Al isra'
|
6,58 MB
|
4,53 MB
|
||
018. Al Kahfi
|
6,98 MB
|
4,61 MB
|
||
019. Maryam
|
4,24 MB
|
2,80 MB
|
||
020. Thaha
|
6,08 MB
|
4,01 MB
|
||
021. Al Anbiya'
|
5,54 MB
|
3,66 MB
|
||
022. Al Hajj
|
6,12 MB
|
4,04 MB
|
||
023. Al Mu'minuun
|
4,89 MB
|
3,23 MB
|
||
024. An Nuur
|
6,20 MB
|
4,10 MB
|
||
025. Al Furqaan
|
4,37 MB
|
2,89 MB
|
||
026. As Syu'araa
|
6,04 MB
|
3,99 MB
|
||
027. An Naml
|
5,41 MB
|
3,58 MB
|
||
028. Al Qashash
|
7,05 MB
|
4,66 MB
|
||
029. Al 'Angkabut
|
4,61 MB
|
3,04 MB
|
||
030. Ar Ruum
|
3,64 MB
|
2,40 MB
|
||
031. Luqman
|
2,27 MB
|
1,51 MB
|
||
032. As Sajadah
|
1,65 MB
|
1,10 MB
|
||
033. Al Ahzab
|
5,95 MB
|
3,93 MB
|
||
034. Saba'
|
3,87 MB
|
2,56 MB
|
||
035. Fathir
|
3,38 MB
|
2,23 MB
|
||
036. Yasin
|
3,24 MB
|
2,14 MB
|
||
037. As Shoffaat
|
5,23 MB
|
3,46 MB
|
||
038. Shaad
|
3,41 MB
|
2,26 MB
|
||
039. Az Zumar
|
5,18 MB
|
3,43 MB
|
||
040. Ghafir
|
5,74 MB
|
3,80 MB
|
||
041. Fusshilat
|
||||
042. As Syuroo
|
3,77 MB
|
2,49 MB
|
||
043. Az Zukhruf
|
4,00 MB
|
2,64 MB
|
||
044. Ad Dukhaan
|
1,89 MB
|
1,25 MB
|
||
045. Al Jatsiyah
|
2,25 MB
|
1,49 MB
|
||
046. Al Ahqaaf
|
2,99 MB
|
1,98 MB
|
||
047. Muhammad
|
2,37 MB
|
1,57 MB
|
||
048. Al Fath
|
2,48 MB
|
1,64 MB
|
||
049. Al Hujurat
|
1,63 MB
|
1,08 MB
|
||
050. Qaaf
|
2,20 MB
|
1,45 MB
|
||
051. Adz Dzariyat
|
1,47 MB
|
0,97 MB
|
||
052. At Thuur
|
1,37 MB
|
933,69 KB
|
||
053. An Najm
|
1,45 MB
|
987,62 KB
|
||
054. Al Qomar
|
1,48 MB
|
0,99 MB
|
||
055. Ar Rahman
|
1,91 MB
|
1,26 MB
|
||
056. Al Waqi'ah
|
1,79 MB
|
1,19 MB
|
||
057. Al Hadid
|
2,40 MB
|
1,59 MB
|
||
058. Al Mujadilah
|
2,27 MB
|
1,50 MB
|
||
059. Al Hasyr
|
2,02 MB
|
1,34 MB
|
||
060. Al Mumtahanah
|
1,64 MB
|
1,08 MB
|
||
061. As Shaff
|
1,02 MB
|
696,41 KB
|
||
062. Al Jumu'ah
|
764,79 KB
|
507,68 KB
|
||
063. Al Munafiqun
|
856,63 KB
|
567,01 KB
|
||
064. At Taghabun
|
1,03 MB
|
701,82 KB
|
||
065. Al Thalaq
|
1,45 MB
|
987,62 KB
|
||
066. At Tahrim
|
1,22 MB
|
831,24 KB
|
||
067. Al Mulk
|
1,48 MB
|
0,99 MB
|
||
068. Al Qolam
|
1,37 MB
|
933,69 KB
|
||
069. Al Haqqah
|
1,34 MB
|
912,13 KB
|
||
070. Al Ma'arij
|
1,03 MB
|
707,21 KB
|
||
071. Nuuh
|
1,00 MB
|
685,61 KB
|
||
072. Al Jin
|
1,15 MB
|
782,70 KB
|
||
073. Al Muzammil
|
889,69 KB
|
593,98 KB
|
||
074. Al Muddatsir
|
1,05 MB
|
718,00 KB
|
||
075. Al Qiyamah
|
711,32 KB
|
475,33 KB
|
||
076. Al Insaan
|
1,04 MB
|
707,20 KB
|
||
077. Al Mursalat
|
861,83 KB
|
572,40 KB
|
||
078. An Naba'
|
1,05 MB
|
719,99 KB
|
||
079. An Nazi'at
|
969,69 KB
|
642,51 KB
|
||
080. 'Abasa
|
747,04 KB
|
496,89 KB
|
||
081. At Takwir
|
504,59 KB
|
335,14 KB
|
||
082. Al Infithar
|
419,49 KB
|
281,20 KB
|
||
083. Al Muthaffifin
|
849,98 KB
|
561,62 KB
|
||
084. Al Insyiqaq
|
546,43 KB
|
362,09 KB
|
||
085. Al Buruj
|
522,55 KB
|
351,30 KB
|
||
086. Ath Thariq
|
293,16 KB
|
194,91 KB
|
||
087. Al A'la
|
320,30 KB
|
216,48 KB
|
||
088. Al Ghasyiyah
|
436,73 KB
|
291,99 KB
|
||
089. Al Fajr
|
677,75 KB
|
453,75 KB
|
||
090. Al Balad
|
359,59 KB
|
243,44 KB
|
||
091. As Syams
|
277,24 KB
|
184,12 KB
|
||
092. Al Lail
|
359,08 KB
|
243,44 KB
|
||
093. Ad Dhuha
|
214,79 KB
|
146,38 KB
|
||
094. Asy Syarh
|
144,79 KB
|
97,85 KB
|
||
095. At Tiin
|
195,41 KB
|
130,19 KB
|
||
096. Al 'Alaq
|
323,87 KB
|
216,48 KB
|
||
097. Al Qadr
|
165,92 KB
|
114,03 KB
|
||
098. Al Bayyinah
|
418,06 KB
|
281,20 KB
|
||
099. Al Zalzalah
|
196,63 KB
|
130,21 KB
|
||
100. Al 'Adiyat
|
219,39 KB
|
146,38 KB
|
||
101. Al Qari'ah
|
215,30 KB
|
146,39 KB
|
||
102. At Takatsur
|
160,41 KB
|
108,64 KB
|
||
103. Al 'Ashr
|
90,92 KB
|
65,48 KB
|
||
104. Al Humazah
|
164,18 KB
|
114,03 KB
|
||
105. Al Fiil
|
133,26 KB
|
92,45 KB
|
||
106. Al Qurays
|
112,85 KB
|
76,26 KB
|
||
107. Al Ma'un
|
138,67 KB
|
97,85 KB
|
||
108. Al Kautsar
|
80,92 KB
|
60,11 KB
|
||
109. Al Kafirun
|
144,08 KB
|
97,85 KB
|
||
110. An Nashr
|
109,28 KB
|
76,27 KB
|
||
111. Al Masad
|
128,06 KB
|
87,06 KB
|
||
112. Al Ikhlash
|
80,92 KB
|
60,10 KB
|
||
113. Al Falaq
|
113,87 KB
|
76,27 KB
|
||
114. An Naas
|
124,18 KB
|
87,05 KB
|
* ada satu link yang error, insyalloh akan segera saya perbaiki
Berikut video beliau saat membawakan surat al-Fatihah:
_____________________________
Referensi:
http://ar.islamway.com/